Sehilir udara mengalir kedalam paru-paru yang sangat
serakah untuk urusan udara segar. Pada dasarnya kita selalu membutuhkan udara
segar dan ketika kita tidak mendapatkan udara segar tanpa disadari kita akan
selalu berlomba dan mengejar untuk mendapatkan udara segar. Apakah kita bisa
disebut serakah, karena selalu ingin mendapatkan udara segar dan bagaimana
caranya kita membagi udara segar yang sudah kita ambil, suatu tindakan serakah
yang tidak disadari, ini menurut pandangan saya. Sebenarnya ini adalah kodrat
atau suatu hal yang memang terjadi seperti itu dan kita sebagai manusia biasa
tidak bisa melakukan tindakan yang merubah kodrat seperti itu. Tapi dari satu
contoh itu, kita patut untuk selalu berpikir dan melihat sekitar kita, apakah
kita melakukan tindakan yang sama sekali kita tidak sadari. Satu tindakan buruk akan
selalu diingat sedangkan banyak kebaikan akan mudah dilupakan. Kenapa tindakan
buruk dapat selalu diingat sedangkan tindakan baik dan jelas menguntungkan
mudah kita lupakan. Penyebab hal tersebut terjadi karena tindakannya bukanlah
karena akibatnya. Tindakan jahat akan selalu diingat, karena tindakan jahat
memberikan kesan dan makna yang mudah diingat. Makna yang kita sampaikan ketika
kita melakukan tindakan jahat benar-benar tersampaikan karena kita tidak
berpikir tindakan tersebut akan berdampak seperti apa. Kita fokus untuk
melakukan tindakan tersebut karena kita sudah tau bahwa tindakan kita akan
memberikan kerugian. Satu tindakan yang terkadang tidak kita pikirkan akibatnya
akan seprti apa, tetapi memberikan akibat yang sangat bermakna dan berkesan
sehingga sulit untuk dilupakan. Sedangkan tindakan baik yang sudah kita
rencanakan dan kita pikirkan bagaimana prosesnya dan akibatnya akan seperti
apa, akan tetapi terkadang tidak memberikan kesan yang mudah diingat. Begitu
sulitkah kebaikan kita diingat oleh orang lain. Sebenernya intinya bukanlah
diingat atau tidak diingat, melainkan makna tersirat yang ada dibalik tindakan
tersebut. Apa yang kita lakukan terkadang tanpa kita sadari, kita mengharapkan
adanya akibat yang akan kita peroleh, hampir setiap tindakan kita yang kita
sebut tindakan baik, tanpa kita sadari kita mengharapkan adanya akibat dari
tindakan itu, sedangkan tindakan buruk yang kita lakukan, kita tidak pernah
berharap akan adanya akibat dari hal tersebut. Konsep Ikhlas dalam agama Islam
itu sudah benar-benar terbaik. Setiap kita melakukan hal yang benar-benar
ikhlas dan tanpa mengharapkan balasan, akan selalu diingat dan memberikan
dampak yang tulus. sama halnya dengan tindakan buruk yang orang lakukan, karena
kita melakukan tindakan itu tanpa mengharapkan balasan, maka tindakan tersebut
akan selalu teringat dan terasa tulus. Jadi bila ingin menentang kiasan “satu
tindakan buruk diingat, tetapi banyak tindakan baik sulit diingat” kuncinya
adalah lakukan setiap tindakan Anda dengan rasa tulus dan tidak mengharapkan
balasan di dunia ini melainkan balasan yang lebih baik kelak. Sebenarnya
bukanlah hal di atas yang ingin saya utarakan, melainkan satu sifat yang belakangan ini selalu menghasut saya untuk bekerjasama dan melakukan
hal hebat di dunia ini, kita sebut saja dia KAMAT.
Tanpa disadari beberapa saat saya telah bekerjasama dengan
kamat dan melakukan tindakan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan olah
mahluk rendah seperti saya. Dalam ruang sunyi dan redup saya sering merenung
dan memikirkan apa yang saya lakukan belakangan ini dan bagaimana perkembangan
sosial saya selama ini, bagaimana kabar sahabat-sahabat saya yang sedang
mengumpulkan kebaikan. Munculah pertanyaan-pertanyaan yang membuat saya lebih
ingin tahu terhadap sifat-sifat manusia yang saya miliki dulu, sekarang dan
akan datang. Tindak tutur, gelagat dan karakter yang saya bangun sampai sekarang
tidak lepas dari sifat, tindakan dan juga respon saya terhadap orang lain. Pada
akhirnya di titik sekarang saya bertemu kamat dengan lugasnya dia meyakinkan
saya untuk bekerjasama dengannya dan membuat sebuah pergerakan yang pastinya
akan memberikan hasil memuaskan. Kamat ini bukanlah sesuatu yang buruk, terkadang
dikarenakan kamat saya dapat mengambil keputusan yang bisa dibilang adil untuk
kondisi tersebut. Dari sudut pandang lain
saya berpendapat bahwa kamat ini memberikan saya banyak hal baik dalam hidup
ini untuk cara memandang orang lain. Untuk waktu yang singkat saya bekerjasama
dengan kamat dan mencoba mengenalnya lebih dalam dan mencari tahu dari mana
asalnya dan kenapa dia bisa menjadi salah satu yang sangat diminati. Tahukah
kalian dari mana asal mula setiap sifat buruk bermula? memang pada dasarnya manusia
tidaklah luput dari sifat buruk dan sudah menjadi kodrat bahwa setiap manusia
memiliki sifat buruk, kita tidak bisa menghilangkan hal-hal tersebut tapi kita bisa menghindari dan
mengurangi hal tersebut agar tidak terjadi. Salah satunya adalah kamat, dia
dapat muncul dan bekerjasama dengan kita dikarenakan suatu hal memicunya.
Pemicu yang paling berpengaruh untuk timbulnya kamat adalah temannya, yaitu
iri. Iri, ya dialah pembawa kamat atau dalang yang membuat kamat bisa muncul
dan dengan percaya diri untuk mengajak berkerjasama. Sosok iri ini memang
terpandang hanya satu sifat yang membuat kita menggerutu dalam diri saja dan terkadang mengakibatkan tindakan bodoh. Menurut pandangan saya, bahwa iri
adalah dalang dari setiap sifat buruk yang bisa muncul dan menjadikan sifat
buruk itu mendarah daging. Dalam pandangan saya kali ini saya hanya ingin
mengingatkan dan membuat semua pembaca agar dapat selalu sadar akan setiap
tindakan yang kita perbuat dan lebih baik menghilang dari perkumpulan atau kita
akan berteman dengan iri. Tetapi alangkah lebih baiknya, bila kita bisa
mengendalikan iri agar menjadi sahabat yang baik. Dalam sudut pandang lain
sosok iri dapat membantu kita untuk memotivasi, tetapi di sinilah tugas manusia
sebagai mahluk tertinggi di mata rantai makanan dan yang memiliki akal. Sosok iri
yang biasanya hanya menyebabkan kita terpuruk dan merasa sebal terhadap apa
yang kita irikan, di balik itu kita bisa menggunakan iri tersebut untuk memotivasi
kita agar menjadi lebih baik dan membalikkan keadaan, bila hal itu terjadi, bisa saya sebut kita sudah berkerjasama dengan iri dan berhasil melakukan hal
yang baik. Perlu kita sadari untuk tetap dalam keadaan di mana kitalah yang memimpin
tindakan dan segala rupa keputusan. Semakin banyak kerjasama yang kita lakukan
dengan iri akan semakin banyak hasil yang kita ciptakan dan capai. Tapi apakah
hal itu adalah tujuan kita? Terkadang karena kita berhasil mencapai apa yang
kita tuju dan dapat melampaui hal yang sebelumnnya kita irikan, kita akan lupa
bahwa kita bukan hanya berkerjasama dengan iri, kita sudah mulai membuat
kontrak kerjasama juga dengan kamat. Kita akan secara otomatis selalu mengejar
hal-hal yang semestinya tidak perlu kita capai, dengan tujuan hanya untuk melampaui
penyebab sosok iri muncul. Kamat akan merasa senang, karena program kerjsamanya
berjalan dengan baik. Selalu sadar akan apa yang kita lakukan, untuk apa kita
melakukannya, untuk siapa kita melakukannya dan dengan rasa apa kita
melakukannya. Sudah sewajarnya kita
bertindak “buruk” maupun kita berkerjasama dengan beberapa sosok yang “buruk”,
tapi segala hal yang “buruk” tersebut akan dipandang “baik” ketika kita
melakukannya dengan tulus, ikhlas dan cinta tanpa berpikir akan akibatnya
seperti apa.
Oleh: MANTO
Bandung, 27 Desember 2017