Rabu, 27 Desember 2017

KAMAT






Sehilir udara mengalir kedalam paru-paru yang sangat serakah untuk urusan udara segar. Pada dasarnya kita selalu membutuhkan udara segar dan ketika kita tidak mendapatkan udara segar tanpa disadari kita akan selalu berlomba dan mengejar untuk mendapatkan udara segar. Apakah kita bisa disebut serakah, karena selalu ingin mendapatkan udara segar dan bagaimana caranya kita membagi udara segar yang sudah kita ambil, suatu tindakan serakah yang tidak disadari, ini menurut pandangan saya. Sebenarnya ini adalah kodrat atau suatu hal yang memang terjadi seperti itu dan kita sebagai manusia biasa tidak bisa melakukan tindakan yang merubah kodrat seperti itu. Tapi dari satu contoh itu, kita patut untuk selalu berpikir dan melihat sekitar kita, apakah kita melakukan tindakan yang sama sekali kita tidak sadari. Satu tindakan buruk akan selalu diingat sedangkan banyak kebaikan akan mudah dilupakan. Kenapa tindakan buruk dapat selalu diingat sedangkan tindakan baik dan jelas menguntungkan mudah kita lupakan. Penyebab hal tersebut terjadi karena tindakannya bukanlah karena akibatnya. Tindakan jahat akan selalu diingat, karena tindakan jahat memberikan kesan dan makna yang mudah diingat. Makna yang kita sampaikan ketika kita melakukan tindakan jahat benar-benar tersampaikan karena kita tidak berpikir tindakan tersebut akan berdampak seperti apa. Kita fokus untuk melakukan tindakan tersebut karena kita sudah tau bahwa tindakan kita akan memberikan kerugian. Satu tindakan yang terkadang tidak kita pikirkan akibatnya akan seprti apa, tetapi memberikan akibat yang sangat bermakna dan berkesan sehingga sulit untuk dilupakan. Sedangkan tindakan baik yang sudah kita rencanakan dan kita pikirkan bagaimana prosesnya dan akibatnya akan seperti apa, akan tetapi terkadang tidak memberikan kesan yang mudah diingat. Begitu sulitkah kebaikan kita diingat oleh orang lain. Sebenernya intinya bukanlah diingat atau tidak diingat, melainkan makna tersirat yang ada dibalik tindakan tersebut. Apa yang kita lakukan terkadang tanpa kita sadari, kita mengharapkan adanya akibat yang akan kita peroleh, hampir setiap tindakan kita yang kita sebut tindakan baik, tanpa kita sadari kita mengharapkan adanya akibat dari tindakan itu, sedangkan tindakan buruk yang kita lakukan, kita tidak pernah berharap akan adanya akibat dari hal tersebut. Konsep Ikhlas dalam agama Islam itu sudah benar-benar terbaik. Setiap kita melakukan hal yang benar-benar ikhlas dan tanpa mengharapkan balasan, akan selalu diingat dan memberikan dampak yang tulus. sama halnya dengan tindakan buruk yang orang lakukan, karena kita melakukan tindakan itu tanpa mengharapkan balasan, maka tindakan tersebut akan selalu teringat dan terasa tulus. Jadi bila ingin menentang kiasan “satu tindakan buruk diingat, tetapi banyak tindakan baik sulit diingat” kuncinya adalah lakukan setiap tindakan Anda dengan rasa tulus dan tidak mengharapkan balasan di dunia ini melainkan balasan yang lebih baik kelak. Sebenarnya bukanlah hal di atas yang ingin saya utarakan, melainkan satu sifat yang belakangan ini selalu menghasut saya untuk bekerjasama dan melakukan hal hebat di dunia ini, kita sebut saja dia KAMAT.

Tanpa disadari beberapa saat saya telah bekerjasama dengan kamat dan melakukan tindakan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan olah mahluk rendah seperti saya. Dalam ruang sunyi dan redup saya sering merenung dan memikirkan apa yang saya lakukan belakangan ini dan bagaimana perkembangan sosial saya selama ini, bagaimana kabar sahabat-sahabat saya yang sedang mengumpulkan kebaikan. Munculah pertanyaan-pertanyaan yang membuat saya lebih ingin tahu terhadap sifat-sifat manusia yang saya miliki dulu, sekarang dan akan datang. Tindak tutur, gelagat dan karakter yang saya bangun sampai sekarang tidak lepas dari sifat, tindakan dan juga respon saya terhadap orang lain. Pada akhirnya di titik sekarang saya bertemu kamat dengan lugasnya dia meyakinkan saya untuk bekerjasama dengannya dan membuat sebuah pergerakan yang pastinya akan memberikan hasil memuaskan. Kamat ini bukanlah sesuatu yang buruk, terkadang dikarenakan kamat saya dapat mengambil keputusan yang bisa dibilang adil untuk kondisi tersebut. Dari sudut pandang lain saya berpendapat bahwa kamat ini memberikan saya banyak hal baik dalam hidup ini untuk cara memandang orang lain. Untuk waktu yang singkat saya bekerjasama dengan kamat dan mencoba mengenalnya lebih dalam dan mencari tahu dari mana asalnya dan kenapa dia bisa menjadi salah satu yang sangat diminati. Tahukah kalian dari mana asal mula setiap sifat buruk bermula? memang pada dasarnya manusia tidaklah luput dari sifat buruk dan sudah menjadi kodrat bahwa setiap manusia memiliki sifat buruk, kita tidak bisa menghilangkan hal-hal  tersebut tapi kita bisa menghindari dan mengurangi hal tersebut agar tidak terjadi. Salah satunya adalah kamat, dia dapat muncul dan bekerjasama dengan kita dikarenakan suatu hal memicunya. Pemicu yang paling berpengaruh untuk timbulnya kamat adalah temannya, yaitu iri. Iri, ya dialah pembawa kamat atau dalang yang membuat kamat bisa muncul dan dengan percaya diri untuk mengajak berkerjasama. Sosok iri ini memang terpandang hanya satu sifat yang membuat kita menggerutu dalam diri saja dan terkadang mengakibatkan tindakan bodoh. Menurut pandangan saya, bahwa iri adalah dalang dari setiap sifat buruk yang bisa muncul dan menjadikan sifat buruk itu mendarah daging. Dalam pandangan saya kali ini saya hanya ingin mengingatkan dan membuat semua pembaca agar dapat selalu sadar akan setiap tindakan yang kita perbuat dan lebih baik menghilang dari perkumpulan atau kita akan berteman dengan iri. Tetapi alangkah lebih baiknya, bila kita bisa mengendalikan iri agar menjadi sahabat yang baik. Dalam sudut pandang lain sosok iri dapat membantu kita untuk memotivasi, tetapi di sinilah tugas manusia sebagai mahluk tertinggi di mata rantai makanan dan yang memiliki akal. Sosok iri yang biasanya hanya menyebabkan kita terpuruk dan merasa sebal terhadap apa yang kita irikan, di balik itu kita bisa menggunakan iri tersebut untuk memotivasi kita agar menjadi lebih baik dan membalikkan keadaan, bila hal itu terjadi, bisa saya sebut kita sudah berkerjasama dengan iri dan berhasil melakukan hal yang baik. Perlu kita sadari untuk tetap dalam keadaan di mana kitalah yang memimpin tindakan dan segala rupa keputusan. Semakin banyak kerjasama yang kita lakukan dengan iri akan semakin banyak hasil yang kita ciptakan dan capai. Tapi apakah hal itu adalah tujuan kita? Terkadang karena kita berhasil mencapai apa yang kita tuju dan dapat melampaui hal yang sebelumnnya kita irikan, kita akan lupa bahwa kita bukan hanya berkerjasama dengan iri, kita sudah mulai membuat kontrak kerjasama juga dengan kamat. Kita akan secara otomatis selalu mengejar hal-hal yang semestinya tidak perlu kita capai, dengan tujuan hanya untuk melampaui penyebab sosok iri muncul. Kamat akan merasa senang, karena program kerjsamanya berjalan dengan baik. Selalu sadar akan apa yang kita lakukan, untuk apa kita melakukannya, untuk siapa kita melakukannya dan dengan rasa apa kita melakukannya. Sudah sewajarnya kita bertindak “buruk” maupun kita berkerjasama dengan beberapa sosok yang “buruk”, tapi segala hal yang “buruk” tersebut akan dipandang “baik” ketika kita melakukannya dengan tulus, ikhlas dan cinta tanpa berpikir akan akibatnya seperti apa.


Oleh: MANTO
Bandung, 27 Desember 2017